Ilmurasm Al-Qur'an yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushat Al-Qur'an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Penulisa Al-Qur'an pada masa Nabi Muhammad Saw. Dilakukan oleh para sahabat-sahabatnya baik dalam penulisannya maupun urutannya dengan
sahabat sejuta warna kali in admin postingkan materi ulumul quran mengenai rasm al quran atau rasmil quran silahkan simak dibawah iniRasm Al-Qur’an Pengertian Rasm Al-Qur’an terdiri dari dua kata rasm dan Al-Qur’an. Rasm berasal dari kata rasama-yarsamu yang artinya menggambar atau melukis. Istilah rasm dalam ulumul Quran diartikan sebagai pola penulisan yang digunakan oleh Usman Bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Menurut kamaluddin Marzuki dalam Siti Chodijah 201345 ilmu Rasmul Al-Qur’an yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Rasm dapat dibagi kedalam 3 macam 1. Rasm Imla, yaitu pola goresan atau penulisan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa. 2. Rasm Arudli, yaitu pola goresan atau penulisan yang digunakan untuk menulis syair dan semisalnya yang umumnya sesuai dengan bunyi yang diucapkan. 3. Rasm Al-Qur’an, yaitu pola goresan atau penulisan yang digunakan untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam istilah al-Shibaghi 1990125, istilah lain yang digunakan untuk rasm Al-Qur’an adalah al-Imla’i al-Utsmani, tetapi pola penulisan Al-Qur’an lebih dikenal dengan rasm Utsmani. Ulama Tentang Rasm Utsmani Pada masa khalifah Utsman bin Affan umat islam telah tersebar ke berbagai penjuru dunia sehingga pemeluk agama islam bukan hanya orang-orang arab saja. Kemudian, seorang sahabat bernama Khuzaifah mengajukan kepada khalifah Utsman bin Affan untuk menulis mushaf yang dapat diterima oleh semua pihak seluruh umat muslim. Maka dibentuklah tim khusus untuk menulis mushaf al-Qur’an sebagai yang diharapkan. Tim itu diketuai oleh Zaid bin Tsabit dan para anggotanya, Abdullah bin Zubair, Abdul Rohman bin Harits bin Hisyam dan Asy’at. Mereka menulis al-Qur’an dengan berpedoman pada mushaf yang terdapat pada Khafsoh serta hafalan para sahabat. Dalam bukunya al-Shibaghi 1990132-136 perbedaan tersebut dapat dibagi dalam tiga pendapat. 1. Pendapat pertama. Rasm Al-Qur’an bersifat tauqifi dam wajib diikuti oleh siapa saja yang menulis Al-Quran, semisal yang dikemukakan oleh Ahmad ibn Hanbal. Pendapat ini merujuk kepada QS. Yunus 64, Allah SWT berfirman, “ ... Tidak ada perubahan bagi kalimat – kalimat Allah. Yang demikian itu adalalah kemenangan yang besar.” 2. Pendapat kedua. Rasm Al-Qur’an tidak bersifat tauqifi tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui utsman, disepakati para sahabat, dan diterima ummat, tetapi wajib diikuti dan ditaati oleh siapa saja yang menulis Al-Qur’an, semisal yang dikemukakan abu bakar al-baqilani. Pendapat ini beralasan a. Ijma sahabat. Diperkirakan bahwa penulisan ini disepakati sekitar 12 ribu sahabat Syarsyal, tt 224 b. Menyalahi penulisan rasm Al-Qur’an berakibat pada hilangnya sejumlah qira’at mutawatir. 3. Pendapat ketiga. Rasm Al-qur’an tidak bersifat tauqifi dan tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu generasi sepakat untuk menggunakan cara tertentu yang berlainan dengan rasm Al-Qur’an utsmani , semisal yang dikemukakan al-izz ibn abd-salam. Kaidah-kaidah Rasm al-Qur’an Sebaiamna dikemukakan diatas, bahwa ras, terbagi kedalam tiga macam, maka masing-masing rasm memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya adapun untuk rasm al-Qur’an beberapa perbedaan dapat ditelusuri melalui rasm al-Qur’an, dalam bukunya al-shuyuti 2008 744-752, kaidah-kaidah tersebut dibagi kedalam tujuh kaidah sebagai berikut 1. Adanya penambahan huruf Adanya penambahan huruf dibagi kedalam tiga macam yaitu alif, wau, dan ya. Contohnya penambahan alif terdapat pada firman Allah Al-Baqarah 259 “...maka Allah mamtikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali...” Penambahan wau terdapat pada Firman Allah Al-Baqarah 16 “mereka itulah olah membeli kesestan dengan petunjuk...” Penambahan ya terdapat pada firman Allah Al- Dzariat 47 “Dan langit itu kami bangun dengan tangan kekuasaan kami” 2. Adanya pengurangan atau peniadaaan huruf Adanya pengurangn huruf dibagi mejadi empat bagian yaitu ; alif, waw, ya dan lam. Contoh pengurangan atau peniadaan alif terdapat pada fiman Allah Al-Fatihah 1 “Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang.” Pengurangan atau peniadaan waw terdapat pada firman Allah At-Taubah 19 “...mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim.” Pengurangan atau peniadaan ya terdapat pada firman Allah Al-Baqarah 173 “barang siapa dalam keadaan terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya.” Pengurangan atau peniadaan lam terdapat pada firman Allah Al-Baqarah 17 “ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api...” 3. Adanya penggantian huruf Adanya penggatian huruf dibagi menjadi 4, yaitu a. penggatian Alif dengan Wau pada firman Allah Al-Baqarah 43 “Dan dirikanlah, tunaikanlah dan ruku’ lah beserta dengan orang-orang yang ruku’.” b. Penggantian Alif dengan Ya. Seperti dalam firman Allah Swt dalam Al-Baqarah 28 “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu...” c. Penggantian Nun taukiddengan Alif. Seperti firman Allah Swt dalam Al-Alaq 15 “Ketahuilah,sungguh jika ia tidak berhenti berbuat demikian niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya...” d. Penggantian Ta Marbuthah dengan Ta Ta’nits. Seperti firman Allah Swt dalam Ali Imran 35 “Ingatlah, ketika istri Imran berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat...” 4. Adanya penggabungan kata. Seperti firman Allah Swt dalam Al-Qiyamah 3, “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya?” 5. Adanya pemisahan kata. Seperti firman Allah Swt dalam Luqman 30, “Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil...” 6. Penulisan hamzah. Seperti firman Allah Swt dalam Al-Nahl 43, “...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” 7. Penulisan kata yang bisa dibaca dengan dua bacaan. Seperti firman Allah Swt dalam Al-Baqarah 9 “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman...” Rasm Al-Qur’an Istilah Rasm Utsmani lahir bersama dengan lahirnya mushaf Utsman. Mushaf yang ditulis oleh “panitia empat” yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Alsh dan Abd al-Rahman bin al-Harits. Cara-cara penulisan yang ditetapkan ke berbagai pelosok dunia islam. Bahkan al-Qur’an yang diterbitkan secara resmi oleh Republik Islam Iran yang bermadzhab Syi’ah pun menggunakan mushaf ini. Popularitas mushaf Utsmani sampai pada tingkat melahirkan suatu keyakinan bahwa tata cara menulis mushaf ini sebagai tauqifiy yang bukan produk budaya manusia, melainkan sesuatu yang ditetapkan berdasarkan wahyu Allah yang Nabi pun tak punya otoritas untuk menyayangkannya. Rasm Al-Qur’an dalam Memahami Al-Qur’an Menulis al-Qur’an dengan mengikuti kaidah rasm al-Qur’an Utsmani berperan penting dalam memahami al-Qur’an. Karena rasm al-Qur’an dimungkinkan melahirkan berbagai pemahaman tertentu, yang didasarkan pada dua alasan 1. Penulisan kata yang tidak seperti biasanya, umumnya terjadi pada kata-kata khusus yang mendiskusikan sesuatu yang khusus ini bisa dimungkinkan penambahan huruf bisa berarti penambahan makna dan penekanannya, pengurangan huruf bisa berarti penyusutan makna dan penenkanannya, dan demikian juga dengan penggantian huruf, penggabungan dan pemisahan kata, penulisan hamzah, dan penulisan kata yang bisa dibaca dengna dua bacaan. 2. Penulisan kata yang tidak seperti biasanya, yang berarti keharusan ,mengikuti rasm karena dalam penulisan tersebut terdapat rahasia qira’at yang berbeda yang tertampung dalam satu kotak. Sebagian ulama membedakan kata bismillah dengan billah. Adanya kata ism dalam bismillah adalah pembeda, bahwa yang dimaksud adalah keinginan untuk menambahkan berkah dari Allah SWT. Sedangkan kata billah menjadikan kata tersebut bisa dipahami dua sebagai sumpah dan bisa juga sebagai keinginan untuk mendapatkan berkah. al-Shabuni dalam Heri Khoeruddin 2016107. Demikianlah yang saya bagikan mengenai rasm quran semoga bermanfaat.
khas orientalis adalah bidang kajian al-Qur ’ an. 2 Makalah ini mencoba. terdahulu sebagai standar kajian al-Qur ’ an, mengutamakan rasm (teks dari riwayah), mempermasalahkan proses
100% found this document useful 2 votes2K views10 pagesOriginal TitleMakalah Rasm Al-Qur'an Aminah.docxCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes2K views10 pagesMakalah Rasm Al-Qur'an AminahOriginal TitleMakalah Rasm Al-Qur'an Aminah.docxJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. 13/02/2021. Jejak Manuskrip Al-Qur’an Nusantara dan Problem Penulisan Rasm Imla’i. Manuskrip Al-Qur’an Nusantara memiliki karakter yang khas, salah satunya dari sisi rasm yang digunakan. Mayoritas manuskrip Al-Qur’an itu ditulis dengan rasm imla’i, bukan rasm usmani. Penerapan rasm ini bisa kita telusuri dari naskah mushaf kuno Related PapersPendahuluan Pada prinsipnya, proses kodifikasi Al-Qur"an berbeda dengan kanonisasi Alkitab, yang perbedaan tersebut tidak saja menyangkut tentang kepenulisannya, melainkan tentang metode yang digunakannya pula. Proses kepenulisan Al-Qur"an telah disaksikan dan disetujui secara serempak oleh para sahabat Nabi Muhammad saw, namun hal demikian, tidak terjadi dan dialami oleh fi ulumil qur'ans Rasmul Quran is one part of the Qu'ran disciplines in which there learn about the writing of manuscripts of the Qur'an is done in a special way, both in the writing-pronunciation pronunciation and letter forms are used. Rasmul Qur'an also known as Ottoman Rasm. Koran Ottoman writing is writing attributed to Uthman ra. Khalifah to III. The term appears after the completion of the copy of the Koran made by a team formed by Ustman in 25H. By the Ulama way of writing is usually termed the "Rasmul Ottoman". Which is then attributed to the Commander of the Faithful Ustman ra. Scholars disagree on this writing, among them there were found the article to be taufiqi direct provision of the Prophet, they are based on a history which states that the Prophet explained to one kuttab scribe revelation that Mu'awiya on the procedure for the writing of revelation , Among scholars cling to this opinion is Ibn al-Mubarak in his book "al-Ibriz" which narrates the words of his teacher 'Abdul' Aziz al-Dibagh ", that writing contained in Ottoman Rasm all have a stake, like it is known that al-The Qur'an is a miracle so did his pun awamnya seseorang muslim/muslimat, niscaya ia tahu dan memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya Islam ialah al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian diikuti dengan al-Hadis/al-Sunnah sebagai sumber penting kedua agama Islam. Beberapa hari menjelang kematiannya, Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut al-Qur’an dan al Sunnah. Hal ini terungkap dalam sabdanya تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تُمْسِكْتُمْ بِهِمَا كِتَاب اللهِ وَسُنَّة نَبِيِّهِ رواه مالك Artinya Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian umat Islam dua hal. Kalian tidak akan pernah sesat selama berpegang teguh dengan keduanya yakni Kitabullah al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya al-hadist. HR. Imam Malik. Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu al-Qur’an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman al-Qur’an yang mulia ini, berupa usaha maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi al-Qur’an yang mulia. Betapa usaha para guru besar ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya permikiran atas wahyu murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya al-Qur’an sampai saat ini. Mereka pulang ke rahmatullah dengan meninggalkan kekayaan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah untuk kita, yang sumbernya tak akan kering dan mutiaranya yang tak akan habis disepanjang masa. Namun, sekalipun dengan penuh kesungguhan telah mereka curahkan dari dahulu hingga sekarang, sungguh al-Qur’an tetap merupakan lautan yang dalam dimana memerlukan penyelam yang terjun ke dalamnya untuk dapat mengambil mutiara dan permata dari aql quran hadis tidak akan membuatmu rugi, maka perbanyaklah waawasan keilmuan, dari mana pun sumber belajarnya, karena al quran adalah Kalamullah yang tidak ada khilafiyah di dalamnya, perbedaan tafsir semakin menggambarkan betapa terbatasnya pengentahuna manusia sebagai makhluk Fana ... Begitu pun dengan Hadis ... mari kita jaga akhlak kita dalam menerima sumber ilmu sbg wawasan masa depan anak-anak kita ... aamiin yaa Robbal aalamiinPenulisan Al-Qur'an dengan aturan rasm Al-Qur'an 2. Ahli Rasm Utsmani yang juga menjadi imam Qira’at penduduk Basrah adalah Ashim Al Juhduri (wafat 128 H), dan seorang Ulama’ besar yang meriwayatkan dari Ashim yang bernama Mu’alla bin Isa Al Basri. Selanjutnya dari kedua Ulama’ tersebut banyak Ulama’ yang meriwayatkan Rasm Utsmani, diantaranya Abu Amr bin Ala’ (wafat 154 H) dan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rasmul qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu alqur’an yang mempelajari penulisan Mushaf Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasimul Qur’an dikenal juga dengan nama Rasm Utsman. Khalifah Usman bin Affan memerintahkan untuk membuat sebuah mushaf Al-Imam, dan membakar semua mushaf selain mushaf Al-Imam. Karena pada zaman Usman bin Affan kekuasaaan Islam telah tersebar meliputi daerah-daerah selain Arab yang memiliki sosio kultur yang berbeda. Hal ini menyebabkan percampuran kultur antar daerah. Sehingga ditakutkan budaya arab murni termasuk di dalamnya lahjah dan cara bacaan menjadi rusak atau bahkan hilang tergilas budaya dari daerah lainnya. Implikasi yang paling ditakutkan adalah rusaknya budaya oral arab akan menyebabkan banyak perbedaan dalam membaca Al-Qur’an. Utsmani adalah tulisan yang dinisbatkan kepada Sayyidina Utsman Istilah ini muncul setelah selesainya penyalinan al-Quran yang dilakukan oleh tim yang dibentuk Ustman pada tahun 25 Hijriyah. Para Ulama Mengistilahkan cara penulisan ini dengan “Rasmul Utsmani’. Yang kemudian dinisbatkan kepada Amirul Mukminin Ustman Banyak ulama yang berbeda pendapat tentang penulisan ini, ada yang berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi ketetapan langsung dari Rasulullah, mereka berlandaskan riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah menerangkan kepada salah satu Kuttab juru tulis wahyu yaitu Mu’awiyah tentang tata cara penulisan wahyu. diantara Ulama yang berpegang teguh pada pendapat ini adalah Ibnu al-Mubarak dalam kitabnya “al-Ibriz” yang mengutip perkataan gurunya “ Abdul Aziz al-Dibagh”, “bahwa tulisan yang terdapat pada Rasm Utsmani semuanya memiliki rahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat yang memiliki andil, seperti halnya diketahui bahwa al-Quran adalah mu’jizat begitu pula tulisannya”. Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa, Rasmul Ustmani bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tata cara penulisan al-Quran saja. Rumusan Masalah Apa pengertian dan sejarah Rasm Al-Qur’an? Bagaimana Hukum dan Kedudukan Rasm Al-Qur’an? Apa saja kekeliruan dalam penulisan? Bagaimana susunan Ayat dan Surat Rasm utsmani? Tujuan Penulisan Mampu mengetahui pengertian dan Sejarah Rasm AL-Qur’an. Mengetahui Hukum dan Kedudukan Rasm Al-Qur’an. Mengetahui kekeliruan dalam penulisan. Mengetahui susunan-susunan ayat dan surat ar rasm. BAB II PEMBAHASAN Pengertian dan Sejarah Rasm Al-Qur’an Rasm Al-Qur’an atau Ar-Rasm Al-Utsmani lil Mushafpenulisan mushaf Utsmani adalah Suatu metode khusus dalam penulisan Al-Qur’an yang di tempuh oleh Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang di setujui oleh Utsman. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran meluasnya perbedaan pendapat antara kaum muslim tentang penulisan dan bacaan Al-Qur’an yang benar. Terutama setelah wilayah khilafah islamiyah semakin meluas ke utara. Umat islam pada masa itu mengikuti qiraah sahabat yang berbeda-beda. Perbedaan Qiraah menjadi permasalahan bagi sebagian umat islam yang tidak mengerti dan tahu bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam beberapa versi Qira’ah. Kekhawatiran Utsman dapat terbaca jelas dalam pidatonya “Anda Semua yng dekat denganku berbeda pendapat, apalagi orang-orang yang bertempat jauh denganku, mereka pasti lebih jauh berbeda lagi” Riwayat Daud Ustman inisiatif dengan membentuk tim penulisan kembali Al-Qur’an kedalam beberapa Mushaf dengan acuan pada mushaf Abu Bakar. Tim dikepalai oleh Zaid bin Tsabit, dibantu tiga sahabat Abdullah ibn az-Zubair, Said ibn Al-Ash dan abdurrahman ibn al Harrits ibn Hisyam. Zaid berasal dari suku Madinah sedangkang tiga orang lainnya berasal dari suku Quraisy akan di perlukan dalam memenangkankan logat Quraisy jika terjadi perbedaan antara Zaid dan tiga orang lainnya. Ustman menjelaskan bahwa “jika terjadi perbedaan pendapat dengan zaid maka tulislah dengan logat quraisy, karena al quran diturunkan dalam logat quraisy” HR. Bukhori. Huruf-huruf dibiarkan tanpa titik dan syakal,, karen jika memakai titk dan dan syakal, perbedaan tidak dapat diakomodir. Misalnya fatabayyanu bisa juga di baca fatabayatu dan juga nunsyiruhaa bisa dibaca nusyizuhaa. Perbedaan Rasm al qur’an Mushaf Utsman dengan Mushaf Abu Bakar, yakni Abu Bakar telah menyusun ayat demi ayat sesuai dengan urutan nya yang tauqifi namun belum tersusun surat demi surat. Jadi, Mushaf Utsmani menyempurnakannya dengan mnyusun surat demi surat sesuai urutannya tartib as-suwar. Metode khusus dalam Al-Qur’an yang digunakan oleh 4 sahabat yang disetujui oleh khalifah Utsman. Istilah rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu. Para ulama meringkas kaidah itu menjadi enam istilah, yaitu Al–Hadzf membuang,menghilang­kan,atau meniadakan huruf. Contohnya, menghilangkan huruf alif pada ya’ nida’ يَََآَ يها النا س . Al – Jiyadah penambahan, seperti menambahkan huruf alif setelah wawu atau yang mempunyai hokum jama’ بنوا اسرا ئيل dan menambah alif setelah hamzah marsumah hamzah yang terletak di atas lukisan wawu تالله تفتؤا. Al – Hamzah, Salah satu kaidahnya bahwa apabila hamzah ber-harakat sukun, ditulis dengan huruf ber-harakat yang sebelunya, contoh ائذن . Badal penggantian, seperti alif ditulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata الصلوة. Washal dan fashlpenyambungan dan pemisahan,seperti kata kul yang diiringi dengan kata ma ditulis dengan disambung كلما . Kata yang dapat di baca dua bunyi. Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan alif, contohnya,ملك يوم الدين . Ayt ini boleh dibaca dengan menetapkan alifyakni dibaca dua alif, boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakatyakni dibaca satu alif. Hukum dan Kedudukan Rasm Al-Qur’an. Jumhur ulama berpendapat bahwa pola Rasm Utsmani bersifat wajib dengan alasan bahwa para penulis wahyu adalah sahabat-sahabat yang ditunjuk dan dipercayai Nabi saw. Pola penulisan tersebut bukan merupakan ijtihad para sahabat Nabi, dan para sahabat tidak mungkin melakukan kesepakatan ijma dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan restu Nabi [1] Terdapat sekelompok ulama berpendapat lain, bahwa pola penulisan di dalam rams Ustmani tidak bersifat taufiqi, tetapi hanya ijtihad para sahabat. Tidak pernah ditemukan riyawat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat dikutip oleh Rajab Farjani “Sesungguhnya Rasulullah saw, memerintahkan menulis Al-Qur’an, tetapi tidak memberikan petunjuk teknis penulisannya, dan tidak pula melarang menulisnya dengan pola-pola tertentu.” Dan ada jga riwayat yang mengatakan. “Jibril membacakanku satu huruf bacaan lalu aku mengikutinya. Tiada henti aku mengulanginya, dan aku mengulanginya dalam bentuk tujuh macam bacaan”. Keliruan dalam Penulisan. Mengenai mushaf Utsmani, walaupun sejak awal telah dilakukan evaluasi ulang, ketika dilakukan tauhid al-Mashahif, ternyata tidak luput dari kekeliruan dan inkosistensi. Hal demikian terjadi karena pada masa dilakukannya tauhid al-Mashahif, kaum muslimin belum begitu mengenal dengan baik seni khath dan cara penulisan usluh al-Kitabah. Bahkan mereka belum mengenal tulisan, kecuali beberapa orang saja. Adanya kekeliruan lahn ini, diakui oleh Ustman sendiri. Ibnu Abi Daud meriwayatkan bahwa setelah mereka menyelesaikan naskh Al-Mahsahif, mereka membawa sebuah mushaf kepada Utsman, kemudian dia melihatnya dan mengatakan “Sungguh kalian telah melakukan hal yang baik. Didalamnya aku melihat ada kekeliruan lahn yang lanjutnya Utsman mengatakan “Seandainya yang mengimlakan dan Hudzail dan yang menulis dari tsaqif, tentu ini tidak akan terjadi di atasnya. Waktu akan diluruskan oleh kemampuan bahasa “mereka sepanjang sejarah tidak dilakukan. Disini terdapat hikmah. Karena bila dilakukan, justru oleh tangan-tangan ahli kebatilan yang mengatasnamakan istilah atas kekeliruan, atau dijadikan mainan para pengekor hawa nafsu. Oleh karena itu pula, seperti di atas, Ali bin Abi Thalib mengatakan. “Sejak ini Al-Qur’an tidak dapat diubah apapun.” Susunan Ayat dan Surat Ar Rasm Utsmani Dalam Al-Itqan, As-Suyuthi mengatakan bahwa berdasarkan Ijma dan nash-nash yang ada, susunan surat dan ayat dalam al-Qur’an adalah tawqifi. Ijma’ tentang urutan ayat dan surat ini telah dinukil oleh sebagian besar ulama, diantaranya adalah Az-Zarkasyi dalam kitab “Al-Burhan”, dan Abu Ja’far bin Zubair dalam kitab “Al-Munasabat”. Sedangkan dari nash diantaranya adalah hadits riwayat Zaid bin Tsabit, ia berkata كنا نؤلفُ القرآن من الرِّقاع “Kami menulis al-quran dari riqa’, yakni mengumpulkannya untuk menertibkannya” Dan banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan. Nama surat juga tauqifi. Dalilnya ialah hadits Muslim dari Abuh Hurairah ان البيت الذى تقرأ فيه البقرة لا يدخله شيطان “Sesungguhnya rumah yang dibacakan surat al-Baqarah tidak akan kemasukan syetan”. HR. Muslim Ulama yang mengatakan bahwa urutan surah bukan tauqifi, tetapi hasil ijtihad para sahabat menggunakan dalil dari hadits riwayat Muslim dari Hudzaifah yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW dalam sebuah shalat pada rakaat pertama membaca surat An Nisa dan pada rakaat kedua membaca surat Ali Imran. Ini membuktikan bahwa urutan surat dalam al-Qur’an adalah hasil ijtihad para sahabat, seperti yang dikatakan al-Qadli Iyadl. BAB III PENUTUP Kesimpulan Rasm utsmani adalah sebuah prestasi gemilang dalam sejarah perkembangan Islam, meredam perbedaan dan menghindarkan Al-Qur’an dari kesirnaan. Jika rasm utsmani tidak ada, mungkin al-Qur’an tidak akan pernah sampai ke tangan kita. Dan apapun pendapat ulama tentang rasm utsmani, ia adalah maha karya sahabat dan khulafaur rasyidin, di mana kita dianjurkan berpegang teguh kepada sunnahnya dan sunnah khulafaur rasyidin, jika menginginkan keselamatan di saat perpecahan umat semakin menjadi yang menjadikan Islam semakin penuh warna, dan semakin meningkatnya kecenderungan manusia terhadap dunia. Semoga Allah menetapkan kita sebagai orang yang mampu mencicipi air segar telaga Rasulullah SAW dan sebagai orang yang bisa memandang wajah Allah yang maha agung. Amin.
Pengertian dan Perkembangan Rasm Usmani. Ada beberapa pendapat tentang pengertian Rasm Utsmani, namun masing-masing pendapat tersebut tidak jauh berbeda satu sama lain, yaitu sebagai berikut: Rasm Utsmani adalah cara penulisan kalimat-kalimat Al-Qur’an yang disetujui sahabat Utsman bin Affan (35 H / 655 M) pada waktu penulisan mushaf.

75% found this document useful 4 votes6K views6 pagesDescriptionMakalah tentang Rasm Al Quran, Mata Kuliah Ulumul Quran, FIAI Universitas Islam IndragiriOriginal TitleMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?75% found this document useful 4 votes6K views6 pagesMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anOriginal TitleMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anDescriptionMakalah tentang Rasm Al Quran, Mata Kuliah Ulumul Quran, FIAI Universitas Islam IndragiriFull description

Turunnya Al-Qur’an dan Penulisan Al-Qur’an. Permulaan turun al-Qur’anul Karim adalah tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahiran Nabi SAW, yaitu pada saat beliau sedang bertahannuts (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turun wahyu beberapa ayat al-Qur’anul Karim yang dibawa oleh Jibril al-Amin.
Related PapersBetapa pun awamnya seseorang muslim/muslimat, niscaya ia tahu dan memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya Islam ialah al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian diikuti dengan al-Hadis/al-Sunnah sebagai sumber penting kedua agama Islam. Beberapa hari menjelang kematiannya, Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut al-Qur’an dan al Sunnah. Hal ini terungkap dalam sabdanya تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تُمْسِكْتُمْ بِهِمَا كِتَاب اللهِ وَسُنَّة نَبِيِّهِ رواه مالك Artinya Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian umat Islam dua hal. Kalian tidak akan pernah sesat selama berpegang teguh dengan keduanya yakni Kitabullah al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya al-hadist. HR. Imam Malik. Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu al-Qur’an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman al-Qur’an yang mulia ini, berupa usaha maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi al-Qur’an yang mulia. Betapa usaha para guru besar ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya permikiran atas wahyu murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya al-Qur’an sampai saat ini. Mereka pulang ke rahmatullah dengan meninggalkan kekayaan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah untuk kita, yang sumbernya tak akan kering dan mutiaranya yang tak akan habis disepanjang masa. Namun, sekalipun dengan penuh kesungguhan telah mereka curahkan dari dahulu hingga sekarang, sungguh al-Qur’an tetap merupakan lautan yang dalam dimana memerlukan penyelam yang terjun ke dalamnya untuk dapat mengambil mutiara dan permata dari Rasmul Quran is one part of the Qu'ran disciplines in which there learn about the writing of manuscripts of the Qur'an is done in a special way, both in the writing-pronunciation pronunciation and letter forms are used. Rasmul Qur'an also known as Ottoman Rasm. Koran Ottoman writing is writing attributed to Uthman ra. Khalifah to III. The term appears after the completion of the copy of the Koran made by a team formed by Ustman in 25H. By the Ulama way of writing is usually termed the "Rasmul Ottoman". Which is then attributed to the Commander of the Faithful Ustman ra. Scholars disagree on this writing, among them there were found the article to be taufiqi direct provision of the Prophet, they are based on a history which states that the Prophet explained to one kuttab scribe revelation that Mu'awiya on the procedure for the writing of revelation , Among scholars cling to this opinion is Ibn al-Mubarak in his book "al-Ibriz" which narrates the words of his teacher 'Abdul' Aziz al-Dibagh ", that writing contained in Ottoman Rasm all have a stake, like it is known that al-The Qur'an is a miracle so did his al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah, selain sebagai pedoman kehidupan umat islam didalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia dalam ber-agama seperti kaitannya dengan akidah, syariat, muamalah, kisah-kisah Nabi terdahulu dll. Tidak dapat dipungkiri kebenaran al-Qur'an adalah mutlak fii kulli zaman wal makan. Dalam perjalanannya bentuk al-Qur'an yang kita liat sekarang ini adalah hasil kerja keras para ulama terdahulu khususnya para Khulafaur Rasyidin. Khalifah yang menonjol dalam perbaikan mushaf al-Qur'an adalah khalifah ke-3 yaitu Utsman bin Affan. Penyempurnaan bentuk tulisan al-Qur'an tujuannya tidak lain untuk menyatukan umat Islam dalam satu seragam, yaitu satu bentuk tulisan mushaf al-Qur'an yaitu Rasm Utsmani yang digunakan sampai sekarang ini. Rasm Utsmani adalah tata cara dalam penulisan al-Qur'an yang terdiri dari 4 orang panitia Zaid ibn Tsabit, Abdulllah ibn az-Zubair, Sa'id ibn al-Ash, dan Abdurrahman ibn Harits dalam masa Khalifah Utsman bin Affan. Banyak ragam pendapat ulama tentang penulisan al-Qur'an terhadap Rasm Utsmani, mereka beralasan dengan diperkuat dalil masing-masing. Tetapi satu hal yang perlu kita garisbawahi, Rasm Utsmani telah memberikan dampak yang positif bagi umat Islam, diantaranya menyatukan umat Islam dalam satu penulisan al-Qur'an sehingga umat Islam lebih mudah membacanya. Dalam Rasm Utsmani terdapat aturan-aturan yang telah ditetapkan, aturan tersebut digunakan dalam penulisan al-Qur'an dengan Rasm Utsmani dan digunakan sampai sekarang ini, aturan tersebut antara lain hadzf, ziyadah, badal dll. Kata Kunci Rasm Utsmani, Sejarah dan Urgensi Rasm Utsmani, Pengaruh Rasm Utsmani Terhadap Umat aql quran hadis tidak akan membuatmu rugi, maka perbanyaklah waawasan keilmuan, dari mana pun sumber belajarnya, karena al quran adalah Kalamullah yang tidak ada khilafiyah di dalamnya, perbedaan tafsir semakin menggambarkan betapa terbatasnya pengentahuna manusia sebagai makhluk Fana ... Begitu pun dengan Hadis ... mari kita jaga akhlak kita dalam menerima sumber ilmu sbg wawasan masa depan anak-anak kita ... aamiin yaa Robbal aalamiinPendahuluan Pada prinsipnya, proses kodifikasi Al-Qur"an berbeda dengan kanonisasi Alkitab, yang perbedaan tersebut tidak saja menyangkut tentang kepenulisannya, melainkan tentang metode yang digunakannya pula. Proses kepenulisan Al-Qur"an telah disaksikan dan disetujui secara serempak oleh para sahabat Nabi Muhammad saw, namun hal demikian, tidak terjadi dan dialami oleh Alkitab. Rasm adalah bentuk masdar dari kata rasama-yarsumu yang artinya menggambar atau melukis. [4] Istilah rasm al-Qur’an terdiri dari dua kata: rasm dan al-Qur’an. Rasm berarti bentuk tulisan, atau sering juga diartikan sebagai atsar, ‘alamah, [5] Dalam Ulum al-Qur’an, rasm diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan oleh Utsman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika
100% found this document useful 1 vote512 views19 pagesOriginal TitleMakalah Kelompok 3_Rasm Al-Qur'anCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote512 views19 pagesMakalah Kelompok 3 - Rasm Al-Qur'anOriginal TitleMakalah Kelompok 3_Rasm Al-Qur'anJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
.
  • wtb1zyercr.pages.dev/327
  • wtb1zyercr.pages.dev/15
  • wtb1zyercr.pages.dev/228
  • wtb1zyercr.pages.dev/44
  • wtb1zyercr.pages.dev/119
  • wtb1zyercr.pages.dev/331
  • wtb1zyercr.pages.dev/269
  • wtb1zyercr.pages.dev/357
  • wtb1zyercr.pages.dev/250
  • makalah rasm al qur an